SAMPANG, Pilar Pos | Kasus dugaan penyelewengan dana kompensasi ganti rugi rumpon nelayan di wilayah Pantura Madura kian menggelinding. Erik Yoga, Manager Petronas Carigali Indonesia, pada Rabu (15/10/2025) akhirnya memenuhi panggilan penyidik dan menjalani pemeriksaan maraton selama enam jam di Gedung Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati Jatim).
Pemeriksaan ini merupakan tindak lanjut dari laporan resmi Persatuan Nelayan Pantura Madura (PNPM) terkait dugaan penyelewengan dana kompensasi senilai Rp21 miliar. Dana tersebut disebut-sebut hilang tanpa jejak setelah proses pembayaran dilakukan oleh kontraktor proyek migas.
Pantauan di lapangan, suasana di Kejati Jatim tampak tegang sejak pagi. Erik Yoga hadir dengan pengawalan ketat dari beberapa pengawal pribadinya dan langsung menuju ruang penyidik tanpa memberikan komentar.
Sekitar pukul 14.30 WIB, Erik tampak meninggalkan gedung dengan langkah cepat dan enggan memberikan keterangan kepada wartawan yang telah menunggu sejak pagi. Ia langsung menuju kendaraan dinasnya yang telah disiapkan di halaman Kejati.
Kebenaran pemeriksaan ini dibenarkan oleh Khoirul Anam, Sekretaris Lembaga Perlindungan Konsumen Trankonmasi Jawa Timur, yang juga menjadi pelapor kasus tersebut.
“Benar, Erik Yoga diperiksa sebagai saksi dalam dugaan korupsi dana kompensasi rumpon Rp21 miliar. Untuk lebih detail, silakan konfirmasi ke Humas Kejati Jatim,” ujar Anam kepada wartawan. Kamis, (16/10/2025).
Hingga sore hari, pihak Kejati Jatim belum memberikan keterangan resmi. Salah satu staf pelayanan, Garin, menyebutkan bahwa Bidang Penerangan Hukum (Penkum) belum bisa ditemui.
“Belum bisa berjumpa dengan pihak Penkum Kejati Jatim. Kalau laporannya sudah ditindaklanjuti, nanti bisa berkoordinasi dengan Pidsus,” ujarnya.
Kasus ini bermula dari laporan sejumlah nelayan Pantura Madura yang mengaku tidak pernah menerima dana kompensasi atas dampak aktivitas seismik proyek migas Petronas.
Proyek tersebut melibatkan beberapa perusahaan pelaksana, di antaranya PT Elnusa dan PT Bintang Anugerah Perkasa, yang disebut memiliki peran penting dalam proses pembayaran kompensasi.
Bagi para nelayan, dana kompensasi tersebut bukan sekadar uang, melainkan bentuk tanggung jawab sosial atas aktivitas migas yang merusak area tangkap ikan mereka. Namun, miliaran rupiah dana itu diduga mengalir ke pihak lain sebelum sampai ke tangan penerima yang berhak.
Hingga berita ini diterbitkan, Erik Yoga belum memberikan tanggapan meski awak media telah mencoba menghubunginya melalui pesan WhatsApp.
Penulis : Agus Junaidi
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Pilar Pos











