SAMPANG, Pilar Pos – Aliansi Masyarakat Sampang (AMS) pada Jumat (19/9/2025) menggelar audiensi dengan DPRD Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Dalam pertemuan tersebut, AMS membeberkan dugaan keteledoran dalam pembangunan Jembatan Daleman–Pasarenan di Kecamatan Kedungdung. Sabtu, (20/09/2025).
Audiensi dipimpin Wakil Ketua DPRD Sampang Iwan Efendi dan dihadiri Ketua Komisi IV Mahfud serta perwakilan dinas terkait. Forum ini menjadi ruang bagi AMS untuk memaparkan temuan lapangan yang dinilai mengkhawatirkan.
Koordinator AMS, Zainal, menyebut sedikitnya ada tiga persoalan besar dalam pembangunan jembatan tersebut:
1. Tidak adanya penerapan standar keselamatan kerja (K3).
2. Plengsengan dibangun tanpa pembesian.
3. Pengecoran tiang dilakukan secara manual tanpa uji laboratorium.
“Pengecoran manual jelas mengurangi mutu beton. Tanpa uji lab, tidak ada jaminan kualitas. Ini bukan sekadar soal teknis, tetapi menyangkut keselamatan masyarakat pengguna jembatan,” tegas Zainal.
AMS menilai lemahnya pengawasan pihak terkait berpotensi menghasilkan konstruksi rapuh dan berumur pendek.
“Kalau sejak proses pembangunannya saja sudah salah, bagaimana masyarakat bisa menikmati hasilnya dalam jangka panjang?” tambahnya.
Menanggapi kritik itu, Ketua Komisi IV DPRD Sampang, Mahfud, menegaskan pihaknya tidak akan tinggal diam. Ia memastikan pekerjaan proyek tetap berjalan, namun tahapan krusial seperti pengecoran tiang wajib melalui uji laboratorium.
“Kami pastikan pekerjaan konstruksi berjalan sesuai standar. Untuk cor tiang, harus menunggu hasil uji lab agar kualitas betonnya jelas,” kata Mahfud.
Mahfud juga memastikan DPRD akan segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek kualitas pekerjaan di lapangan.
“Hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan dan usia bangunan akan kami pastikan melalui sidak dalam waktu dekat,” tandasnya.
Penulis : Agus Junaidi
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Pilar Pos











