SAMPANG, Pilar Pos | Di sebuah rumah sederhana di kawasan Gunung Sekar, Kabupaten Sampang, dentuman musik dan cahaya warna-warni dari lampu panggung berpadu menciptakan suasana riuh penuh semangat. Di balik cahaya yang menari itu, berdiri seorang pria dengan tangan sibuk mengatur kabel dan panel kontrol Jihadudin Ansori, atau akrab disapa Jihad.
Bagi pria berusia 33 tahun ini, cahaya bukan sekadar pekerjaan. Ia adalah simbol perjalanan hidup dari gelapnya keterbatasan menuju terang kesuksesan yang kini ia nikmati.
Awal yang Penuh Keterbatasan
Jihad tumbuh di tengah keluarga sederhana. Ayah dan Ibunya seorang petani. Sejak kecil, ia terbiasa melihat bagaimana kerasnya hidup di Sampang. Namun alih-alih menyerah, ia justru menjadikan kesulitan itu sebagai bahan bakar semangat.
“Kalau menyerah karena miskin, saya nggak akan sampai di titik ini. Hidup harus diperjuangkan,” ujarnya kepada Pilarpos.com, Selasa (8/10/2025).
Perjalanan dari Aktivis hingga P3K

Sebelum dikenal sebagai pengusaha lighting, Jihad pernah menjadi aktivis sosial dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2016. Dari situ ia belajar banyak tentang empati, perjuangan, dan pentingnya membantu sesama.
Tahun 2025 menjadi babak baru dalam hidupnya. Ia resmi diangkat sebagai pegawai P3K di salah satu instansi pemerintah daerah Sampang. Meski penghasilan masih terbatas, kesempatan itu memberi pijakan baru untuk terus berkembang.
“Status P3K itu bukan akhir, tapi justru awal untuk terus belajar mandiri,” kata Jihad dengan nada yakin.
Cahaya dari Kegelapan Pandemi
Pandemi COVID-19 tahun 2019 justru menjadi momentum perubahan. Saat banyak usaha gulung tikar, Jihad bersama beberapa rekannya mencoba peruntungan dengan membuka usaha jasa event dan lighting bernama Dalbar Group.
“Awalnya kami cuma punya beberapa lampu dan sound seadanya. Tapi karena niatnya kuat, pelan-pelan berkembang,” kenangnya sambil tersenyum.
Kini, Dalbar Group dikenal luas di Madura sebagai penyedia jasa lighting, panggung, sewa kursi, Kipas Angin, dan sound system. Tak hanya di Sampang, pesanan juga datang dari Pamekasan dan Bangkalan.
Menyalakan Asa untuk Anak Muda
Yang paling membanggakan bagi Jihad bukan hanya soal keuntungan, tapi kesempatan kerja yang ia ciptakan. Usahanya kini mempekerjakan beberapa anak muda lokal yang dulunya menganggur.
“Kalau dulu saya kerja sendirian, sekarang sudah ada empat orang yang bantu. Saya ingin anak-anak muda Sampang percaya, bahwa kita bisa sukses tanpa harus merantau jauh,” tuturnya dengan bangga.
Cahaya yang Tak Pernah Padam
Pendidikan formal Jihad pun penuh warna. Ia menempuh pendidikan di SDN 1 Taman Jrengik, kemudian melanjutkan ke MTS Tanwirul Islam, MA Tanwirul Islam, hingga akhirnya meraih gelar sarjana di STAIN Ma’arif Sampang. Semua itu ditempuh dengan perjuangan tanpa henti.
“Yang penting jangan takut memulai dari bawah. Semua proses pasti membuahkan hasil kalau disertai doa dan kerja keras,” pesannya.
Kini, Jihad bukan hanya menyalakan lampu-lampu di setiap panggung acara, tapi juga menyalakan harapan di hati banyak orang di sekitarnya.
“Bagi saya, terang itu bukan cuma dari lampu, tapi dari niat baik dan semangat untuk terus berjuang,” tutupnya.
Kisah Jihadudin Ansori adalah potret nyata bahwa terang selalu lahir dari kegelapan. ia menunjukkan bahwa tekad dan keberanian memulai bisa mengubah nasib siapa pun bahkan dari pelosok Sampang sekalipun.
Penulis : Agus Junaidi
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Pilar Pos











