Krisis Kepemimpinan di Pamekasan: Antara Harapan Rakyat dan Kenyataan Politik ( Oleh : Yolies Yongky Nata )

PilarPos

- Pewarta

Kamis, 18 September 2025 - 13:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Asli. Pilarpos. Bupati Pamekasan

Foto Asli. Pilarpos. Bupati Pamekasan

Pamekasan, Pilarpos |Bupati Pamekasan hari ini seakan tidak pernah absen dari sorotan publik. Hampir setiap aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa, NGO, aktivis, maupun masyarakat biasa selalu menjadikan dirinya sebagai sasaran kritik. Fenomena ini bukanlah hal yang muncul tiba-tiba, melainkan cerminan dari keresahan yang mendalam bahwa Pamekasan sedang mengalami krisis kepemimpinan.

Sebagai rakyat biasa, saya melihat bahwa problem utama di Pamekasan bukan semata soal pembangunan fisik atau program bantuan yang kerap diviralkan di media sosial. Persoalan mendasarnya adalah kepemimpinan yang belum sepenuhnya berpihak pada rakyat, melainkan lebih condong pada lingkaran pendukung fanatik dan tim sukses politik.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian pendukung Bupati, terutama yang dahulu berperan sebagai tim sukses, kini hidup lebih sejahtera. Rumah-rumah mereka yang dulunya sederhana kini tampak lebih bagus dan megah. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat biasa yang sejak awal menitipkan harapan agar kepemimpinan Bupati mampu meningkatkan kualitas ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan menghadirkan kesejahteraan. Alih-alih merasakan perubahan, rakyat justru merasa terabaikan.

BACA JUGA :  Dari Keterbatasan Menuju Terang: Perjalanan Jihadudin Ansori, Pegawai P3K yang Menyalakan Harapan di Sampang

Lebih jauh, keresahan publik juga muncul dari campur tangan pihak keluarga Bupati, khususnya “istri” yang secara hukum tidak sah namun diakui secara agama. Kehadiran mereka dalam kegiatan sosial dan pemerintahan meski di luar struktur resmi justru memperkuat kesan bahwa Bupati sedang membangun dinasti kecil yang menimbulkan kegaduhan. Dalam konteks kepemimpinan publik, hal ini menyalahi prinsip dasar good governance: bahwa yang harus turun langsung mendengar aspirasi rakyat adalah pemimpin yang sah, bukan orang-orang di sekitarnya.

BACA JUGA :  Presiden RI Prabowo Buka Kongres XVIII Muslimat NU di Surabaya

Padahal, rakyat Pamekasan berharap Bupati mampu menunjukkan prestasi nyata sebagai pemimpin daerah: membangun ekonomi yang merata, meningkatkan kualitas hidup warganya, serta menghadirkan kebijakan yang humanis. Bukan sekadar menonjolkan citra lewat postingan media sosial atau memperlihatkan urusan keluarga yang justru memecah simpati publik.

Dalam kerangka ini, pemikiran politik John Locke patut diingat: “The end of government is the good of mankind.” Tujuan dari pemerintahan bukanlah memperkaya kelompok tertentu, melainkan menjamin kebaikan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Begitu pula dengan pandangan Machiavelli yang menekankan bahwa kekuasaan seorang pemimpin haruslah dipelihara dengan memperhatikan kesejahteraan rakyat, bukan hanya kepentingan pribadi dan lingkaran terdekat.

BACA JUGA :  Genap Satu Tahun, RSIA Puri Bunda Berbagi dengan Kaum Duafa dan Anak Yatim

Untuk itu, Bupati Pamekasan harus membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang adaptif dan humanis. Adaptif dalam arti mampu merespons keresahan masyarakat secara nyata dan solutif, bukan hanya pencitraan. Humanis dalam arti menempatkan manusia—rakyat Pamekasan—sebagai pusat dari segala kebijakan.

Rakyat tidak butuh pemimpin yang hanya pandai membangun opini di media sosial, tetapi butuh pemimpin yang hadir, mendengar, dan bekerja untuk kepentingan semua, bukan hanya segelintir orang. Pamekasan tidak boleh terus dibiarkan tenggelam dalam krisis kepemimpinan yang hanya menonjolkan loyalitas politik dan kepentingan keluarga. (Red)

Follow WhatsApp Channel pilarpos.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

AWAS dan Kodim 0828 Sampang Sepakat Perkuat Kolaborasi untuk Publikasi yang Konstruktif
Wajah Baru di Polres Sampang, IPTU Nur Fajri Alim Resmi Nahkodai Satreskrim
LSM PASSER Wong Bodho Jatim, Gresik dan Driyorejo Dampingi Warga Semambung Gruduk PT Dayasa Aria Prima, Protes Debu dan Limbah Berbahaya
Fraksi PAN-PBB DPRD Sampang: Penundaan Pilkades Adalah Amputasi Hak Politik Rakyat Desa
Terima Bantuan Mesin Jahit dari SKK Migas-Medco Energi Sampang, Mursidi Kini Siap Perluas Usaha
Santri Harus Melek Digital: Pesan Ketua PKS Sampang di Hari Santri Nasional
Kasus Kesalah Pahaman Warga Palesanggar Berakhir Damai Di Mapolres Pamekasan
Dari Keterbatasan Menuju Terang: Perjalanan Jihadudin Ansori, Pegawai P3K yang Menyalakan Harapan di Sampang

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 22:24 WIB

AWAS dan Kodim 0828 Sampang Sepakat Perkuat Kolaborasi untuk Publikasi yang Konstruktif

Rabu, 29 Oktober 2025 - 19:20 WIB

Wajah Baru di Polres Sampang, IPTU Nur Fajri Alim Resmi Nahkodai Satreskrim

Selasa, 28 Oktober 2025 - 20:18 WIB

LSM PASSER Wong Bodho Jatim, Gresik dan Driyorejo Dampingi Warga Semambung Gruduk PT Dayasa Aria Prima, Protes Debu dan Limbah Berbahaya

Senin, 27 Oktober 2025 - 21:22 WIB

Fraksi PAN-PBB DPRD Sampang: Penundaan Pilkades Adalah Amputasi Hak Politik Rakyat Desa

Rabu, 22 Oktober 2025 - 22:33 WIB

Terima Bantuan Mesin Jahit dari SKK Migas-Medco Energi Sampang, Mursidi Kini Siap Perluas Usaha

Berita Terbaru