PAMEKASAN – Rencana pelaksanaan Road Race Bupati Cup Pamekasan 2025 pada 12 Oktober mendatang menuai gelombang penolakan keras dari suporter dan pecinta Madura United.
Pasalnya, ajang balap motor tersebut direncanakan digelar di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP), markas kebanggaan masyarakat Madura.
Bagi suporter, penggunaan SGRP untuk balap motor dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol sepak bola Madura. Stadion itu dibangun untuk sepak bola, bukan untuk dijadikan arena balapan yang justru berpotensi merusak fasilitas dan mengganggu aktivitas Madura United di kompetisi nasional.
“Kami marah dan menolak keras rencana pelaksanaan Road Race Bupati Cup 2025 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan. SGRP itu rumah kami, rumah Madura United, bukan sirkuit dadakan,” tegas AR, salah satu suporter Madura United, Selasa (30/9/2025).
AR menambahkan, stadion yang dibangun dengan dana besar dari rakyat tidak boleh sembarangan dialihfungsikan. Baginya, keputusan menjadikan stadion sebagai arena balap sama saja tidak menghormati identitas dan jerih payah masyarakat Madura yang telah memiliki klub profesional berkompetisi di level tertinggi.
“Kalau pemerintah nekat, berarti sama saja mereka merendahkan marwah sepak bola Madura. Jangan sampai stadion yang jadi kebanggaan ini hancur hanya demi sebuah acara sehari,” ujarnya dengan nada geram.
Suporter menegaskan, mereka tidak anti terhadap ajang road race, tetapi pelaksanaannya harus mencari tempat yang sesuai dan aman. Menjadikan SGRP sebagai arena balap dinilai sebagai langkah yang keliru dan mengundang kontroversi.
“Kami siap turun ke lapangan untuk mengawal stadion ini. Jangan coba-coba kotori atau rusak rumah kami. Kalau mau balapan, silakan bikin sirkuit khusus, jangan di stadion,” tegas AR.
Gelombang penolakan ini diyakini akan terus menguat menjelang hari pelaksanaan jika pemerintah daerah tetap ngotot menggunakan SGRP.











